Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung Bali I Gusti Agung Ngurah Suryawijaya menargetkan kunjungan wisatawan ke Bali menjadi 20.000 wisatawan per hari selama libur Idul Fitri 1443 Hijriah. Target tersebut dapat tercapai mengingat jumlah kunjungan wisatawan melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali akan meningkat mulai 29 April hingga 8 Mei pada hari libur nasional.
Kami menargetkan 20.000 wisatawan per hari selama libur Idul Fitri,” kata I Gusti Agung Ngurah Suryawijaya di Bali, Selasa (3/5/2022).
Ngurah Suryawijaya mengatakan angka itu belum dihitung dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali melalui Pelabuhan Padangbai, Karangasem, dari Nusa Tenggara dan Pelabuhan Gilimanuk, dari Jawa.
Tingginya animo wisatawan yang berkunjung ke Bali saat libur Idul Fitri terkait dengan menurunnya jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air. Wisatawan menggunakan liburan untuk berlibur. Untuk menarik wisatawan berlibur ke Bali, pengelola hotel menawarkan diskon tarif hotel dan biro perjalanan kepada wisatawan,” kata Ngurah Suryawijaya.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak pada peningkatan pendapatan stakeholders pariwisata di Bali. Data PHRI Kabupaten Badung memperkirakan daya beli wisatawan lokal selama liburan di Bali bisa menghabiskan Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per orang per hari.
Jika daya beli wisatawan mencapai Rp 500.000 per hari dan kunjungan wisatawan mencapai Rp 15.000, diperkirakan daya beli wisatawan mencapai Rp 7,5 miliar per hari dikalikan libur 8 hari. Dengan demikian, peredaran uang di Bali bisa mencapai Rp 60 miliar
Sedangkan jika daya beli wisatawan lokal mencapai Rp. 700.000 dengan 15.000 kunjungan wisatawan per hari, diperkirakan daya beli wisatawan dalam satu hari mencapai Rp 10,5 miliar dikalikan 8 hari mencapai Rp 84 miliar. Sementara itu, daya beli wisman di Bali mencapai 1,5 juta rupiah per hari, dengan jumlah wisman yang datang melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali saat ini mencapai 3.000 wisman per hari. Kami optimis perekonomian Bali akan meningkat dan tumbuh positif setelah minus 9,31% pada 2020 dan minus 2,48% pada 2021,” kata Ngurah Suryawijaya.